Sebelumnya postingan ini sebenarnya udah lama ingin di tulis, tapi dikarenakan kesibukan yang segunung (#alibi saja) jadi penulisan pun sering di tunda-tunda. Tapi tak apa lah, lebih baik terlamat dari tidak sama sekali.

Menyambung dengan postingan-postingan sebelumnya yang menegaskan kepada diri sendiri agar lebih sering menulis dan sudah terpatri dengan moto “One Day One Post” yang setidak nya nanti bisa di susul dengan “One Day One ayat” or “One Day One hadith” maksudnya satu hari harus hafal satu ayat al-quran dan satu hari harus hafal satu hadist. Amin, Mudah-mudahan bisa tercapai.

Jadi kembali ke topik pertemuan dengan Mas Caisar. Ya mungkin dulu kita sering melihat wajah mas mas ini di layar tivi dalam acara musik atau acara reality show. (Bukan foto saya ya, tapi yang sebelahnya)

Dengan senyum khas nya sambil bergoyang di iringi musik dangut (#kalau nggak salah) dia menghibur penonton yang ada.

Musik yang di dengar pun juga lumayan enak di telinga (#bukan di makan ya) penonton pun di buat terhanyut mengikuti lagu tersebut, dan pada akhirnya sebenarnya lagu ini pun jadi tren digunakan untuk acara senam atau olah raga saja, mungkin karena iramanya dan goyangan dari mas cessar juga cocok di pakai untuk senam/olah raga.

Dan dengan acaranya tersebut pun membuat karir dari mas cessar sukses masuk dunia hiburan indonesia pada saat itu.

Well, tapi dunia berputar dan berubah. Suatu saat kita pada karir ini belum tentu kita tetap pada karir itu pada yang akan datangnya, begitu juga dengan yang di alami oleh mas Caisar. Sekarang beliau pun sudah tidak mau mengikuti karir nya lagi di dunia entertainment, setidaknya begitu dari kabar yang saya baca-baca di internet.

Mengenai perpindahan karir ini, saya juga nggak tau pasti lah sebabnya, bisa awak cek sendiri di gugel atau dimana.

tapi yang jelas sekarang ini mas cessar sudah berubah, kalau bisa di bilang lebih islami.

Jadi awal perjumpaan dengan dengan mas mas ini sewaktu acara Muslimah Fashion yang di adakan di istora senayan Jakarta pada Tanggal 24-29 May 2016 sebelumnya, dan artikel ini pun sebenarnya menyambung dari artikel sebelumnya yaitu Muslim Fashion Festival 2016.

Jadi setelah melihat-lihat acara disana, karena rupanya tidak ada benda yang saya cari (buku), akhirnya memutuskan untuk pulang dan singgah untuk shalat di mesjid yang ada di sekitar Istora Senayan.

Setelah shalat dan sesuai dengan siklus alami atau siklus alam dari semua manusia, ketika jam 12 an sampai 1 siang itu perut pasti terasa lapar. Hhe. Bukan berarti yang nggak lapar di jam segitu bukan manusia ya. Hha

liat-liat sekeliling ada beberapa pilihan makanan, dan setelah di eksplor satu persatu rupanya ada satu warteg yang menu nya paling komplit dan sepertinya harganya juga murah. Maklum cuy, harus bisa berhemat di sini demi bisa mengisi bensin mobil (#ironi sekali) Hha, mobil orang soalnya, kalau ga ada bensin nya terus mogok, kemudian nge-dorong bisa-bisa tambah keluar tenaga dan uang kan. Jadi mesti hemat-hemat.

Dah, balek ke cerita tadi lagi. Setelah tunjuk sana tunjuk sini lauk yang di inginkan, makanan pun tersaji di meja makan. Liat kanan liat kiri seperti kebiasaan orang Indonesia umumnya yang lebih mengedapankan adab sopan santun sambil menawari mereka “Mari makan mas” padahal kita tahu mereka udah makan atau sedang makan.. Hha, nggak tau lah. Pokoknya kalau ngelakuin adab seperti ini serasa lebih sopan saja.

Sepertinya yang makan disamping ini adalah cesar, tapi cuek saja karena tak fikir biar aja dah, males juga untuk nanya nanya ini cesar atau bukan, ntar di kira kampungan lagi. Hha.

Tapi rupanya si mas cessar yang duluan buka oborolan, Jadi dia bilang begini “Maaf mas, sepertinya mas ini adalah Manny Pacquiao ya ? Kok bisa datang ke Indonesia ? Bukannya udah jadi gubernur di Philipina ?”

Sambil tersedak karena di bilang mirip Pacquio, soalnya biasa di bilang mirip “Baim” sih jarang yang bilang mirip Pacquio. Bukan Baim Wong ya, tapi itu tu Baim yang yang suami dari Artika Sari Devi. hhha. kok jadi bangga pula, padahal cuma di bilang mirip pun.

Kemudian untuk membalas obrolan ya aku jawab “Oh ya mas, saya lagi liburan saja di Indonesia, capek tanding tinju melulu. jadi sekali kali refreshing lah, hahha” dan kemudian dia dan temannya pun juga bilang

“Iya mas, mas benar-benar mirip Pacquio dah.” sambil tertawa mereka bilang seperti itu, dan sambil dalam hati aku pun juga bilang,

“Oalahhhh, bilang mirip baim kek, supaya aku bisa cerita ke adek tersayang yang jauh disana, kalau udah beberapa orang yang bilang aku mirip baim sehingga nanti nya dia pun juga bisa percaya kalau aku benar-benaran mirip, soalnya sampai sekarang pun dia nggak percaya kalau orang-orang bilang aku mirip baim” hahahah

Yah, untuk mengimbangi keadaan aku pun balek bertanya, “tapi kalau di fikir-fikir mas nya mirip Cessar ya?, itu yang sering nampil di tivi-tivi itu.”

Sambil bengong sebentar dan kemudian di ikuti dengan suara tawa dari kawan-kawannya, temannya pun bilang, “ya benar ini mas, ini emang cessar” hhha. Suasana pun kembali di ikuti dengan gelak tawa dari orang-orang yang berada disana, karena memang itu cessar, dan pertanyaan ku yang membuat mereka tertawa karena tidak tau itu cessar (Sebenarnya tau, tapi pura pura ngga tau saja)

akhirnya suasana pun kembali akrab sambil bertanya apa kegiatan dan soal-soal pekerjaan yang sedang di jalani sekarang. Pembicaraan tidak sekaku yang di bayangkan karena mas cessar cukup ramah dan mudah senyum orangnya.

Yah, begitu lah sekarang. Kesibukan mas cessar saat ini berjualan Kaos, rupanya di acara Muslim Fashion Show mas caisar buka stand disana. Jadi ketika masuk waktu shalat, jualannya di tinggalin sementara dulu, kemudian pergi ke urusan yang lebih penting dari jualan. Yaitu shalat.

Mengenai urusan yang ini, jadi kagum sendiri, soalnya betul-betul susah kalau nggak ada kesungguhan dari hati mau berhentikan aktifitas yang lain ketika panggilan azan datang. Soalnya Saat ini pun saya masih sering menunda shalat (#miris) Mudah-mudahan di masa yang akan datang tidak lagi.

Bersambung (Capek Nulis)….

0 0 vote
Article Rating