Suka Duka Pedagang Online Shop
Cerita ini dimulai ketika seorang teman lama menghubungi saya untuk meminta bantuan tentang masalah yang dihadapinya. Teman ini seorang pedagang laris yang telah melalang buana dalam dunia perdangan di bidang Tas Wanita.
Maklum, ia seorang Fashionita yang faham tentang wanita masa kini yang butuh akan tas-tas trendi. Sebagai pedagang online, ia tidak memiliki toko Offline. Jualannya hanya dilakukan melalui social media saja, berupa Twitter, Facebook, Instagram dll seperti kebanyakan seller lainnya. Tapi khusus untuk teman ini, pelanggan yang paling banyak berasal dari Instagram.
Jadi, dipagi itu dia menghubungi dengan sedikit bersedih campur kesal karena Akun Instagram yang biasa ia jual sudah tidak bisa log in lagi. Pemberitahuan melalui aplikasi Instagram mengatakan kalau Akun IG nya sudah di blokir. Tanpa pemberitahuan yang jelas dan pasti dari pihak Instagram ia di suruh untuk melaporkan ke Instagram untuk mengaktifkan kembali Akun Instagram nya.
Lagi Apes sepertinya teman saya ini.
Nggak ada angin dan nggak ada hujan, tiba-tiba dapat notif dari Instagram kalau Akun jualannya di Blokir. Waduh, saya nggak kebayang bagaimana kesalnya teman saya itu kepada Instagram. Padahal dia jualan normal-normal saja, tidak ada nyepam dan lain sebagainya di akun insgram, tapi kenapa bisa kena blokir ya ? ckckck.
Tidak mudah menyerah, ia pun mencoba untuk menghubungi instagram sesuai dengan yang disarankan oleh Instagram untuk mengajukan banding kenapa Akun nya tersebut di Blokir. Rupanya ketika sampai pada Website Instagram pada menu Term OF Service Instagram mengatakan kalau akun instagram yang biasa dimiliki oleh teman saya ini telah melanggar salah satu kebijakan dan ada yang melaporkan akun dia tersebut, sehingga instagram mengambil tindakan untuk memblokir akun nya.
Karena merasa tidak melakukan keselahan sama sekali, teman saya naik banding dan meminta instagram memulihkan akunnya kembali. Kebijakan instagram sebenarnya untuk kasus yang seperti ini, pengguna yang sudah di blokir akun nya bisa mendapatkan akun kembali dengan mengikuti beberapa syarat yang telah di tentukan, seperti mengisi formulir yang berisi untuk memastikan jika akun instagram tersebut benar-benar Real.
caranya jika akun instagram tersebut bertujuan untuk jualan, maka teman saya ini harus menunjukan bukti alamat toko offline nya berada dan kemudian harus menunjukan bukti kepemilikan yang sah terhadap toko tersebut.
Tambah ribet pikir teman saya, karena memang dia tidak punya toko offline yang digunakan untuk berjualan sekalipun ia memang ada toko offline untuk jualan, ia juga disuruh melampirkan bukti dokumen surat izin jualan/usahanya tersebut yang telah di ketahui oleh pemerintah. -_-
Akhirnya, karena memang ia tidak punya semua itu akun instagram yang selama ini digunakan untuk berjualan pun harus di relakan kepergiannya begitu saja. Karena kebijakan dari Insgram memang tidak akan pernah mengaktifkan kembali akun yang sudah di blokir jika syarat seperti di atas belum di penuhi.
saya sebagai teman sebenarnya sudah mengigatkan kepada kawan saya ini algar memiliki backup berupa website, karena apa ? Jika kita berjualan hanya menggunakan social media yang ada, semisal facebook, instagram, twitter, Blackberry dan sebagainya. Sebenarnya itu semua adalah layanan orang lain, kita hanya menumpang pada mereka untuk bisa melakukan pemasaran.
Jika kita menumpang pada layanan orang lain, tentu saja kita harus tunduk pada semua peraturan sesuai yang ditetapkan oleh penyedia layanan tersebut. Yang paling nggak enaknya ini, di penyedia layanan tersebut ada fasilitas Report yang bisa dilakukan oleh pengguna lain ke Penyedia layanan jika akun SocMed yang kita punya memiliki suatu kesalahan. Sehingga penyedia layanan bisa saja memblokir akun kita seperti kita teman saya yang di atas itu.
Orang yang melaporkan itu bisa saja orang yang iseng atau pesaing dari bisnis kita sendiri. ya namanya bisnis pasti ada saingannya, tinggal report ke penyedia kalau akun kita bermasalah ya kelar deh jualan lo.
Menyakitkan memang, tapi mau bagaimana lagi. Itu resikonya kalau masih berjualan dengan menggunakan lapak orang lain.
Sebaiknya, sesuai dengan saran saya sebelumnya. Para pedagang online seharusnya sudah mulai memiliki Tempat jualan sendiri. Misalnya Website atau Aplikasi Toko Online Khusus Untuk jualannya.
Dengan memiliki website pedagang sebenarnya sedang membangun brand dari bisnis nya sendiri dan membuat citra dagangannya lebih terpercaya di mata kustomer. Karena menurut survey toko / jualan online yang mana sellernya memiliki Website atau Aplikasi online sendiri lebih di percaya dan meningkatkan penjualan.
Logikanya begini, nggak punya website saja dangangan udah laris. Apalagi kalau punya website. Gimana coba ? Pasti tambah laris kan ?
Akhir kata, mari para pedagang online mulai untuk melirik website atau aplikasi jualan online untuk membuat bisnisnya lebih serius.
Dengan membuat website sebenarnya pedang online sedang membuat rumah untuk masa depan bisnisnya.
Salam Sukses.